Koneksi Antar Materi - Pendidikan yang Memerdekakan
e-Pendidikan - Pendidikan yang Memerdekakan yang dikemukakakan oleh Ki Hadjar Dewantara jika dikoneksikan dengan materi sebelumnya, dalam hal yang sudah selaras dengan praktik prinsip pendidikan yang memerdekakan dan hal yang tidak selaras terkait praktik prinsip pendidikan yang memerdekakan yang dirasa perlu diubah atau dikembangkan bahkan dihilangkan, dapat diuraikan sebagai berikut:
Hal-hal yang sudah selaras dengan praktik prinsip pendidikan yang memerdekakan.
Hal yang selaras dengan praktik prinsip pendidikan yang memerdekakan adalah ketika guru dapat menuntun murid-muridnya, diantaranya sebagai fasilitator yang bertugas untuk membimbing, mengarahkan dan melatih kemandirian peserta didik dalam mempersiapkan kehidupannya di masyarakat. Kemerdekaan bukan bebas sebebas-bebasnya, melainkan proses menuntun yang didasarkan pada kebahagiaan dan kesenangan murid pada pembelajaran.
Pada proses menuntun ini di dasarkan pada kodrat alam dan kodrat zaman murid. Kita menyesuaikan seperti apa karakteristik peserta didik. Misalkan seorang guru mengajar kelas dasar, kodrat alam murid adalah bermain, sehingga perlu menginternalisasi permainan ke dalam pembelajaran. Kodrat zamannya adalah pada masa revolusi industri sekarang ini, kita tidak bisa lepas dari teknologi. Sehingga anak juga perlu untuk menyesuaikan dengan zamannya untuk dapat menguasai teknologi.
Selaras dengan ini ada salah satu yang saya sukai pada project penguatan pada Profil Pelajar Pancasila, yaitu berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI. Disitulah pentingnya mengenalkan IT pada murid mulai dari tingkat dasar.
Filosofi Ki Hadjar Dewantara anak bukan tabula rasa juga sudah sesuai dengan prinsip pendidikan yang memerdekakan. Di mana prinsip bukan tabula rasa ini bertentangan dengan teori John Lock bahwa setia manusia yang terlahir merupakan selembar kertas yang putih dan kosong yang bisa kita warnai. Pada teori bukan tabula rasa Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa setiap anak sudah terlahir dengan cipta dan karsa sehingga menimbulkan karya.
Hal-hal yang tidak selaras terkait praktik prinsip pendidikan yang memerdekakan yang dirasa perlu diubah atau dikembangkan bahkan dihilangkan.
Setelah saya menonton dari beberapa video pada materi, ada sekolah yang mengatakan bahwa anak-anak memiliki kurikulum sendiri. Tidak bermaksud untuk menghilangkan, tetapi di sini saya lebih pada mengembangkan pemahaman tersebut agar selaras dengan keadaan masyarakat di sekitar kita.
Menurut pendapat saya setelah anak memiliki kurikulum sendiri, jika dikorelasikan dengan lingkungan belajar saya, saya rasa belum sesuai. Hal ini perlu dikembangkan agar pendidik, orang tua dan masyarakat sekitar tidak bergeser pada pendidikan yang memerdekakan. Sekolah yang menerapkan kurikulum tersebut menganggap bahwa setiap anak sudah memenuhi kriteria pada kurikulum yang diterapkan di sekolah.