Jurnal Refleksi Minggu Ke-12
Alhamdulillah rasa syukur yang tak terhingga kepada sang penentu takdir karena saya sampai juga di minggu ke-12 pendidikan guru penggerak. Di minggu ke-12 ini ada beberapa materi yang harus dipelajari dan beberapa aktivitas pembelajaran yang harus dilalui yaitu
- Mulai dari diri
- Eksplorasi Konsep Mandiri
- Eksplorasi Konsep -- Forum Diskusi
- Ruang Kolaborasi -- Pengerjaan
- Lokakarya 3
Pada minggu ke-12 ini saya akan coba membuat jurnal refleksi mingguan dengan menggunakan model Six Thinking Hats (Teknik 6 Topi) sebagai berikut:
1. Fact (Fakta)
Informasi, pengetahuan dan pengalaman setiap aktivitas berbeda-beda
a. Mulai Dari Diri
Mulai dari diri yang dilakukan adalah refleksi latihan berkesadaran penuh dan kompetensi sosial dan emosional. CGP di dalamnya memberikan tanggapan-tanggapan dari pertanyaan, di antaranya: Tentang situasi sehari-hari yang menuntut untuk dapat mengelola emosi, situasi menantang saat berhubungan dengan murid-murid, kegiatan belajar dan mengajar di kelas maupun lingkup sekolah yang sudah pernah dilakukan, motivasi dalam melakukan kegiatan, konsistensi kegiatan, serta harapan dan ekspektasi untuk diri sendiri dan murid.
b. Eksplorasi Konsep Mandiri
Ekplorasi konsep yang dilakukan secara mandiri tentang berapa konsep yaitu 1) kesadaran penuh (mindfulness) merupakan bagaimana seseorang mengaitkan antara perhatian atau unsur pikiran, keinginan yang memiliki maksud dan kebaikan serta keingintahuannya terhadap kegiatan fisik yang sedang dikerjakan saat itu; 2) Ada 5 kompetensi sosial-emosional yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan sosial dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab; 3) berkesadaran penuh dalam pembelajaran lima kompetensi sosial-emosional dapat kita kombinasikan dalam tiga ruang lingkup melalui kegiatan rutin yaitu kegiatan di luar jam pembelajaran atau kegiatan yang bersifat non akademik seperti kegiatan membaca Quran sebelum jam pelajaran dimulai, kegiatan membaca buku favorite selama maksimal 10 menit sebelum pulang atau setelah jam pembelajaran dilaksanakan, kegiatan yang diintegrasikan ke dalam pelajaran seperti melakukan refleksi setiap akhir pelajaran untuk menggali akan kebermaknaan materi yang telah dipelajari, melakukan pembelajaran kooperatif untuk menumbuhkan kesadaran sosial dan rasa empati sesama teman. Teman yang sudah memiliki tingkat pemahaman yang lebih akan suatu konsep membantu dan berbagi pengetahuan dengan teman yang belum memahaminya, Kegiatan Protokol yaitu kegiatan yang sudah terbiasa dilakukan dan dijadikan kesepakatan-kesepakatan warga sekolah serta secara mandiri diterapkan peserta didik sebagai respon karena adanya situasi tertentu seperti membiasakan mengucapkan sapaan-sapaan humanis untuk membiasakan warga sekolah untuk mengucapkan kata-kata positif dan meminimalisir ujaran negatif, membudayakan rasa hormat menghormati dan menghargai teman ketika sedang berbicara.
Untuk mendalami materi di atas dalam eksplorasi mandiri setiap CGP diberikan beberapa pertanyaan untuk menggali lebih dalam terkait materi pembelajaran sosial emosional dari hakitat PSE, pentingnya PSE, 5 kompetensi sosial emosional, latihan berkesadaran penuh, hubungan otak dengan latihan berkesadaran penuh, dan manfaat berkesadaran penuh.
c. Eksplorasi Konsep -- Forum Diskusi
Penerapan 5 kompetensi sosial -- emosional :
- Kesadaran diri : Pengenalan Emosi
Ketika seseorang mengalami gejolak emosi tertentu maka orang tersebut harus menamai emosi apa yang terjadi. Seperti merasa marah, merasa sedih atau merasa kecewa.
- Pengelolaan diri : Mengelola Emosi dan Fokus
Bertumpuknya pekerjaan yang harus dikerjakan secara bersamaan akan menyebabkan hilangnya fokus dan munculnya ketegangan. Seseorang yang mengalami kondisi tersebut perlu menenangkan pikiran dengan menarik napas panjang. Kondisi tenang yang terbentuk akan mengembalikan fokus dan emosi jadi terkendali sehingga dapat melanjutkan aktivitas dan fokus terhadap pekerjaan selanjutnya.
- Kesadaran sosial : keterampilan berempati
Keterampilan yang muncul dari diri seseorang ketika seseorang telah mengenali emosi yang terjadi dan mengelola emosinya sehingga dapat berpikir dengan tenang dan mulai untuk memahami lingkungan di sekitarnya. Mulai merasakan apa yang orang lain alami dan mencoba memosisikan dirinya terhadap posisi yang orang lain sedang alami. Sehingga dalam menghadapi orang bukanlah tindakan penghukuman akan tetapi kepedulian dan empati yang muncul.
- Keterampilan berhubungan sosial : resiliensi
Keterampilan yang berusaha untuk menjadikan kesulitan itu sebagai kekuatan untuk bangkit dan mencari solusi dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan tidak menghindari dan menghilangkan kesulitan. Dalam menyelesaikan kesulitan seseorang dapat mendayagunakan sumber daya lenting seperti potensi dan kekuatan apa yang dimiliki untuk menyelesaikan kesulitan, bagaimana keadaan saya sekarang memungkinkan tidak untuk menghadapi kesulitan tersebut dan selanjutnya apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
- Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Kemampuan yang muncul akibat dari pembiasaan dan pelatihan secara konsisten untuk tidak reaktif menghadapi sebuah permasalahan akan tetapi selalu dengan pertimbangan yang matang dengan analisis seluruh aspek sebelum mengambil sebuah langkah dan keputusan, apa saja yang bisa dijadikan option solutif yang disertai akibat-akibat yang akan muncul.
d. Ruang Kolaborasi -- Pengerjaan
Secara kelompok kecil berkolaborasi dan berdiskusi melalui vitual google meet menyusun teknik-teknik dalam menerapkan pembelajaran 5 kompetensi sosial dan emosional dalam 3 ruang lingkup (rutin, terintegrasi dalam mapel, dan protokol) sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing. Saya berkelompok dengan Ibu Puspitasari dan Bu Siti Khariroh. Kami berbagi ide dan pemikiran terkait tentang tabel penerapan teknik kompetensi sosial emosional di sekolah kami masing-masing yang pernah diterapkan atau mungkin ide inspiratif yang akan diterapkan di masa depan.
e. Lokakarya 3
Pada lokakarya 3 ini kami diminta untuk berkolaborasi dengan kepala sekolah untuk menyusun Visi Misi sekolah impian dan berpihak pada murid. Visi sekolah yang mencerminkan keberpihakan kepada murid di masa depan. Hasil berkolaborasi dengan kepala sekolah didapatkan sebuah rumusan visi sekolah "Unggul dalam Prestasi, Terdepan dalam Iptek Berdasarkan Iman dan Takwa"
2. Feeling (Perasaan)
Saat mempelajari materi baru saya merasa bersyukur termasuk bagian dari perubahan karena saya jadi tahu bagaimana mengenali serta mengendalikan emosi dan kesulitan, bagaimana menyikapi peserta didik dengan memunculkan rasa empati bukan penghukuman. Muncul rasa bahagia tatkala berdiskusi dengan Calon guru penggerak lain terkait materi pembelajaran Sosial emosional karena tercerahkannya pemikiran. Berbagi pengalaman pengimplementasian parktik baik yang mampu mengarahkan peserta didik untuk bahagia dan merdeka.
3. Benefit (Manfaat)
Merubah mindset menambah wawasan dan pengalaman harus proses dalam menyelesaikan kesulitan, tidak reaktif akan tetapi reaktif, pikir secara matang tidak teburu-buru dan menciptakan suasana tenang dalam berpikir dan bertindak. Setelah mempelajari materi PSE ini saya jadi mengetahui bagaimana untuk mengembalikan fokus dan mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional dalam kelas, kegiatan sekolah dan budaya positif. Inspirasi dan motivasi diperoleh dengan berdiskusi dengan calon guru penggerak lain pada sesi diskusi, pengerjaan, dan presentasi bagaimana PSE itu diterapkan di sekolah.
4. Cautions (Kendala)
Jaringan internet yang putus nyambung sehingga materi tidak tersampaikan begitu jelas. Rada kesulitan jika diminta untuk menanggapi karena terkadang tidak terdengar jelas apa yang barusan disampaikan. Merubah mindset teman sejawat dan peserta didik tidak semudah yang kita bayangkan membutuhkan proses yang cukup menyita energi dan pemikiran. Tetapi tidak boleh menyerah harus terus berproses supaya terjadinya perubahan kondisi. Keadaan yang sesuai dengan harapan.
5. Creativity (Ide/Gagasan)
Akan mencoba untuk mengimplementasikan pembelajaran Sosial emosional di kelas dan menshare praktik baik ini kepada warga sekolah lainnya sehingga perubahan akan lebih cepat dirasakan murid. Diperlu diadakannya kolaborasi, membuka ruang pikiran untuk berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan seluruh warga sekolah khususnya guru-guru untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang berpusat pada anak dengan menerapkan pembelajaran sosial emosional.
6. Process (Kesimpulan)
Sebagai calon guru penggerak untuk mampu menciptakan merdeka belajar harus memulai dari diri sendiri bergerak dengan mengimplementasikan sosial emosional dalam pembelajaran, selanjutnya menggerakkan warga sekolah dengan membuat komunitas praktisi yang mampu bersinergi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang berpihak pada murid.