2.3.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Konsep Coaching Dalam Konteks Pendidikan


Salam dan Bahagia Sahabat Bloger

Postingan kali ini membahas modul 2.3.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Konsep Coaching Dalam Konteks Pendidikan

1.1 Pengertian Coaching

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Untuk mengawali proses memahami konsep coaching ini, mari kita simak ilustrasi berikut:

Pak Amir adalah seorang pengemudi kendaraan di Kota Tangerang. Saat ini, ia mengantarkan Pak Handoko ke tempat tujuannya. Ternyata jalanan macet dan Pak Handoko tampak panik mengingat agendanya yang akan segera dimulai. Pak Amir menawarkan beberapa jalan alternatif dengan berbagai kemungkinan. Dengan berbagai pertimbangan, Pak Handoko akhirnya memutuskan untuk memilih satu jalan yang ia yakini lebih cepat dan lancar. Ternyata keputusan yang diambil Pak Handoko tepat. Jalanan lancar, dan Pak Handoko sampai di tempat tujuan tepat waktu.

Ilustrasi tersebut memperlihatkan bahwa untuk sampai ke tujuan dibutuhkan tindakan (action), dan terjadi perubahan (change) tempat. Ketika dikaitkan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari, jika Pak Amir adalah seorang coach dan Pak Handoko adalah coachee, maka Pak Amir menolong dengan cara-cara tertentu, supaya Pak Handoko sampai ke sasaran yang dia inginkan. Dalam konteks ini, coaching adalah salah satu alat untuk menolong Pak Handoko. Selanjutnya, Pak Handoko lah yang membuat keputusan dengan cara yang diyakini dapat mencapai tujuannya.

Berangkat dari ilustrasi di atas, mari kita simak beberapa pengertian mengenai coaching. Para ahli mendefinisikan coaching sebagai:

sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999) 
kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya (Whitmore, 2003)

Sebutkan prinsip-prinsip coaching yang dapat Anda ambil dari beberapa pengertian coaching yang telah disajikan!


Prinsip-prinsip coaching yang saya ambil yaitu tentang observasi masalah, menganalisa  masalah untuk sampai pada sasaran selanjutnya mencari solusi dan terakhir mengambil keputusan untuk mencapai suatu tujuan.

Sebagai guru, pernahkah anda menerapkan prinsip-prinsip coaching tersebut di sekolah Anda? Jika jawaban anda "ya", berilah contoh dan penjelasannya!


Ya. Saat menangani siswa yang malas dan jarang aktif dalam belajar daring. Berdasarkan prinsip coaching maka dilakukan observasi masalah yaitu bertanya kepada wali sebelumnya, bertanya kepada guru-guru mata pelajaran yang mengajar siswa tersebut, menganalisa  masalah untuk sampai pada sasaran siswa yang bermasalah dengan menduga penyebab siswa malas mungkin karena tidak punya HP, jaringan (sinyal) lemah atau ada masalah keluarga. kegiatan selanjut menemui siswa yang bermasalah dan mencari solusi  agar terungkap penyebab siswa yang bersangkutan malas. setelah mendengar penjelasan siswa bersama orang tua, ternyata siswa terkendala karena masalah keluarga terakhir diambil keputusan untuk mencapai suatu tujuan yaitu siswa diminta ikut pembelajaran luring.


Selain definisi-definisi yang diungkapkan oleh para ahli yang telah disebutkan di atas, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai:

“…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”

Dari definisi ini, Pramudianto (2020) menyampaikan tiga makna yaitu:

Kemitraan. Hubungan coach dan coachee adalah hubungan kemitraan yang setara. Untuk membantu coachee mencapai tujuannya, seorang coach mendukung secara maksimal tanpa memperlihatkan otoritas yang lebih tinggi dari coachee.
Memberdayakan. Proses inilah yang membedakan coaching dengan proses lainnya. Dalam hal ini,  dengan sesi coaching yang ditekankan pada bertanya reflektif dan mendalam, seorang coach menginspirasi coachee untuk menemukan jawaban-jawaban sendiri atas permasalahannya.
Optimalisasi. Selain menemukan jawaban sendiri, seorang coach akan berupaya memastikan jawaban yang didapat oleh coachee diterapkan dalam aksi nyata sehingga potensi coachee berkembang.
Menyelami makna-makna yang terkandung dalam definisi coaching membawa kita pada pertanyaan, “Apakah dengan demikian coaching ini bisa diterapkan di dunia pendidikan sehingga bisa mengoptimalkan sumber daya yang ada, baik guru maupun murid?” Apakah guru dapat berperan sebagai coach? Mari kita sama-sama membahas bagaimana coaching ini diterapkan dalam konteks sekolah dan bagaimanakah peran guru sebagai coach.

1.2. Coaching dalam Konteks Sekolah


Bapak /bu Calon Guru Penggerak,

Mari  kita bersama-sama mempelajari coaching dalam konteks pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dengan diluncurkannya program merdeka belajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya. Harapannya, proses coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar. 

Masih terkait dengan kemerdekaan belajar, proses coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam  dapat membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Yang akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya.

Murid kita di sekolah tentunya memiliki potensi yang berbeda-beda dan menunggu untuk dikembangkan. Pengembangan potensi  inilah yang menjadi tugas seorang guru. Apakah pengembangan diri anak ini cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang guru. Pengembangan diri anak dapat dimaksimalkan dengan proses coaching.

Coaching, sebagaimana telah dijelaskan pengertiannya dari awal memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. JIka proses coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi.

Mengingat pentingnya proses coaching ini sebagai alat untuk memaksimalkan potensi murid, guru hendaknya memiliki keterampilan coaching.  Keterampilan coaching ini sangat erat kaitannya dengan keterampilan berkomunikasi. Berkomunikasi seperti apakah yang perlu seorang coach miliki akan dibahas pada bagian selanjutnya dalam modul coaching ini. Selain keterampilan berkomunikasi, beberapa keterampilan dasar perlu dimiliki oleh seorang coach. International Coach Federation (ICF) memberikan acuan mengenai empat kelompok kompetensi dasar bagi seorang coach yaitu:

  • keterampilan membangun dasar proses coaching
  • keterampilan membangun hubungan baik
  • keterampilan berkomunikasi
  • keterampilan memfasilitasi pembelajaran

Empat keterampilan dasar seorang coach seharusnya dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach.

Tentunya, sebagai guru, Anda sudah memiliki keterampilan-keterampilan dasar dari coaching.  Mari kita lakukan refleksi mengenai hal tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
  • Keterampilan manakah yang sudah anda kuasai?
  • Keterampilan membangun dasar proses coaching
  • Keterampilan membangun hubungan baik

Keterampilan manakah yang perlu Anda asah agar dapat menjalankan coaching dengan baik?

Keterampilan berkomunikasi dan keterampilan memfasilitasi pembelajaran karena banyak hal yang perlu diperbaiki

Kendala apakah yang Anda temui ketika Anda berupa meningkatkan keterampilan tersebut?

Kendala-kendala dalam coaching pendidikan antara lain ketrampilan berkomunikasi, hal ini karena adanya pandemi covid-19 yang mana proses pembelajaran dilakukan dengan cara daring, sehingga banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan coaching bagi siswa terutama dalam berkomunikasi dan memfasiltasi siswa dalam belajar. Meskipun demikian saya tetap menjalankan tugas sebagai guru dan coaching dengan memberikan pendampingan baik secara daring maupun luring dengan aplikasi whatsapp dan google classroom dalam memfasilitasi siswa belajar. Pelaksanaan proses coaching akan berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi. 

Sampai disini, apakah konsep coaching sudah dapat dipahami? 

Bagaimana cara burung hantu membantu sang kancil menyeberang sungai?
Dengan memberikan refleksi tentang kemampuan yang dimiliki oleh sang kancil seperti smart (pintar), observe (mengobservasi) dan Adapt (mampu beradaptasi) sehingga menyakini akan skill yang dimiliki sehingga berhasil menyeberangi sungai

Bagaimana cara burung hantu menanggapi pernyataan sang kancil tentang ketidak mampuannya?

Dengan sabar sambil mengorek informasi tentang apa skill yang dimiliki  sang kancil.

Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang diajukan oleh burung hantu untuk membantu sang kancil?

Pertanyaan yang merefleksi tentang perbandingan diri kancil dengan binatang lainnya serta bertanya tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki kancil.

Jika Anda menjadi sang kancil, apa yang Anda rasakan ketika dibantu dengan cara demikian?

Sangat senang bisa dibantu dan apa yang menjadi kesulitan bisa diatasi

Jika Anda adalah sang burung hantu dan kancil adalah murid Anda, apakah Anda cukup sabar? Mengapa?

Ya. Karena dengan sabar dan tenang maka segala permasalahan bisa diselesaikan dengan baik


Terima kasih telah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan. Setelah menyimak video tersebut, mari kita mempelajari perbedaan coaching dengan metode-metode pengembangan diri lainnya.

1.3. Perbedaan antara Coaching, Konseling, dan Mentoring dalam Konteks Pendidikan

Sebagai guru, Anda diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, Anda tentunya harus memainkan banyak peran. Terkadang, untuk menghadapi murid, Anda harus menjadi seorang konselor. Suatu saat Anda juga diharapkan menjadi mentor. Selain itu, terkadang Anda juga harus menjadi seorang coach.

Ketika Anda harus menghadapi murid dengan berbagai potensinya dan Anda berupaya untuk memaksimalkan potensi tersebut, guru harus berperan sebagai seorang coach. Mengapa Anda harus berperan sebagai coach? Mengapa bukan konselor atau mentor? Tahukah Anda mengenai perbedaan di antara ketiga peran tersebut?

Apa yang seorang konselor lakukan untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil?

Konselor membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil. 

Apa yang seorang mentor lakukan untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil?

Seorang mentor memberikan tips-tips berdasarkan pengalamannya dalam mengendarai mobil untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil.

Apa yang seorang coach lakukan untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil?

Yang dilakukan seorang coach untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil adalah memberikan dorongan kepada cochee atau ibu dalam video untuk menyelesaikan masalahnya sendiri

Agar semakin memahami perbedaan antara mentoring, konseling, dan coaching, mari kita pelajari pengertian mentoring dan konseling berikut ini:


1. Definisi mentoring


Stone (2002) mendefinisikan mentoring sebagai suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Sedangkan Zachary (2002) menjelaskan bahwa mentoring memindahkan pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong pilihan yang bijak dan membantu mentee untuk membuat perubahan.

2. Definisi konseling


Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sementara itu, Rogers (1942) dalam Hendrarno, dkk (2003:24), menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.

Jika Anda memperhatikan definisi-definisi mengenai mentoring dan konseling, kemudian membandingkannya dengan coaching, maka Anda dapat melihat perbedaan-perbedaan di antara ketiga metode pengembangan diri tersebut. 

Setelah menyimak perbedaan-perbedaan antara mentoring, konseling, dan coaching, mari melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.

Sebagai guru, kapankah Anda berperan sebagai konselor? Bagaimana cara Anda membantu murid ketika Anda berperan sebagai konselor?

Ketika siswa ada masalah yang harus dipecahkan dan harus dibantu oleh guru. caranya memanggil siswa tersebut diminta menceritakan masalahnya dan guru membantu memecahkannya.

Sebagai guru, kapankah Anda berperan sebagai mentor? Bagaimana cara Anda membantu murid ketika Anda berperan sebagai mentor?

Saat berbagi tentang sesuatu yang sudah dipahami dan berpengalaman dibidang  tertentu.  Saya memberikan ajaran tambahan tentang mapel yang dikuasai dan mengarahkan siswa menggunakan aplikasi google dalam belajar.

Sebagai guru, kapankah Anda berperan sebagai coach? Bagaimana cara Anda membantu murid ketika Anda berperan sebagai coach?

Ketika memberikan tugas proyek dan tugasnya berdiferensiasi, siswa diajak memecahkan masalahnya sendiri dengan tugas proyek yang dipilih sesuai bakat dan minatnya.

Untuk mendorong potensi murid, peran apakah yang Anda pilih? Mengapa?

Coaching, karena akan melatih siswa untuk mandiri dalam memecahkan masalah, membiasakan diri untuk belajar memecahkan masalah yang dihadapi dengan melihat potensi yang ada pada diri siswa.

Ceritakan kendala yang Anda alami ketika Anda berperan sebagai seorang coach?

Sering merasa tidak memiliki waktu yang luang atau tidak meluangkan waktu untuk melakukan proses coaching. Apalagi dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan coching menjadi hambatan tersendiri bagi coach. Murid pun belum terbiasa mengeksplorasi kemampuan, potensi dan kekuatan yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah. Mereka lebih cenderung menunggu bantuan teman langsung atau malas untuk mengeksplorasi diri dalam menghadapi masalah.

Demikian Jawaban yang saya sampaikan pada modul ini.
Posting Selanjutnya Posting Sebelumnya
No Comment
Tambah Komentar
comment url