Jurnal Refleksi Minggu Ke-8
JURNAL REFLEKSI MINGGU KE - 8
Setelah
mengikuti Pendidikan Guru Penggerak pada minggu ke-8, saya merefleksikan hasil
dari kegiatan ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal refleksi ini saya tulis
sebagai jurnal yang ditulis sebagai media untuk mendokumentasikan perasaan,
gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah dilakukan. Model refleksi
yang saya gunakan adalah Model 7: Segitiga Refleksi seperti pada gambar di bawah ini:
Keterangan
Gambar :
1.
1.
Menggerakkan Komunitas Praktisi
Dalam menggerakkan
komunitas praktisi seorang guru penggerak dapat melakukannya dengan berbagai
tahapan, yaitu:
a. Tahapan perintis, yaitu melalui pendekatan, komunikasi, pencapaian awal
b. Tahapan Menumbuhkan, yaitu dengan membuat jadwal, memfasilitasi, melakukan pertemuan, dan melaksanakan kegiatan.
c. Tahapan Merawat Berkelanjutan, yaitu dengan menjaga motivasi, berorientasi pada murid, dan keterampilan mengelola.
2.
Memahami tentang budaya positif, antar lain
tentang:
a. Urgensi budaya positif di sekolah
b. Konsep budaya positif di sekolah
c. Mengidentifikasi posisi kontrol guru sebagai landasan dalam membangun budaya positif yang berpihak pada murid
d. Mendemonstrasikan pemahaman mengenai konsep disiplin positif sebagai landasan dalam membangun budaya positif yang berpihak pada murid
e. Mengidentifikasi upaya-upaya untuk mewujudkan budaya positif yang berpihak pada murid
f. Mendemonstrasikan pemahaman mengenai kesepakatan kelas yang berpihak pada murid sebagai upaya dalam mewujudkan budaya positif di sekolah
g. Mengidentifikasi visi sekolah yang dapat mewujudkan budaya positif di sekolah
3.
Membuat poster tentang Budaya Positif, yang
mencakup:
a. Pola interaksi guru dan murid dalam membangun budaya positif di sekolah
b. Panduan interaksi guru dan murid dalam membangun budaya positif di sekolah
a.
Mengikuti Lokakarya-2
b.
Mempelajari modul mulai dari diri
tentang budaya positif
c.
Mengikuti eksplorasi konsep budaya
positif diskusi mandiri dengan membuat poster
d.
Menyampaikan refleksi terbimbing
budaya positif
e.
Membuat konsep demonstrasi
kontekstual tentang budaya positif kesepakatan kelas
a.
Perasaan takut yaitu ketika sedang
melakukan diskusi pada ruang kolaborasi, takut tidak dapat melaksanakan tugas
dengan baik, takut sinyal hilang, dan takut ada acara yang bersifat mendadak
sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu juga takut jika
tidak dapat mengerjakan tugas tepat waktu sampai dengan batas waktu yang
ditentukan.
b.
Perasaan bahagia adalah ketika
mengikuti Lokakarya-2, karena akan bertemu dengan Pengajar Praktik, dan rekan
calon Guru Penggerak. Di dalamnya saling bertukar pikiran dengan rekan yang
lain untuk saling berpendapat memberi masukan serta dapat berbagi kemajuan
pendidikan di sekolah masing-masing.
4. Setelah
melakukan pembelajaran hari ini, target saya berikutnya adalah dapat menggerakkan
komunitas praktisi dan mengembangkan budaya positif di sekolah.
a.
Menggerakkan komunitas praktisi
dimulai dengan membuat forum komunitas di sekolah yang beranggotakan kepala
sekolah, guru dan murid. Dengan komunitas praktisi akan mudah menggali
permasalahan-permasalahan yang ada di sekolah untuk dapat di cari solusinya
bersama-sama.
b.
Mengembangkan budaya positif
dimulai dengan membuat kesepakatan kelas dan dituangkan ke dalam media poster,
sehingga akan mudah dipahami dan patuhi bersama-sama.