Jurnal Refleksi Minggu Ke-11
OLEH : HERI NOFI NURIYANTO
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 2
KABUPATEN KEBUMEN
Setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak pada minggu ke-11, saya
merefleksikan hasil dari kegiatan ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal
refleksi ini saya tulis sebagai jurnal yang ditulis sebagai media untuk
mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang
telah dilakukan. Model refleksi yang saya gunakan adalah Model 1: 4F (Facts,
Feelings, Findings, Future)
Dikembangkan oleh Dr. Roger
Greenaway
1.
Facts (Peristiwa)
Pada pembelajaran yang saya ikuti di minggu ini adalah:
a. Koneksi
Antar Materi
Dalam koneksi antar materi ini, Calon Guru Penggerak membuat artikel tentang mengaitkan pembelajaran berdiferensiasi dengan materi pada modul sebelumnya. Hal baiknya adalah saya menjadi belajar kembali pada modul sebelumnya serta dapat menambahkan pengalaman-pengalaman baru untuk mengaitkan materi tersebut. Kesulitannya yaitu Guru Penggerak harus mencari definisi tiap materi yang sebelumnya dipelajari agar dapat dikoneksikan dengan materi sekarang. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu membuat draf koneksi, serta membuat desain semaksimal mungkin agar pembaca lain dapat mudah memahami materi yang saya sampaikan.
b. Aksi
Nyata
Pada aksi nyata, Calon Guru Penggerak mulai dengan membuat rancangan yang akan dilakukan, baik dari menyiapkan Rencana Pembelajaran dan bukti-bukti fisik lainnya. Kesulitannya adalah adanya pembelajaran tatap muka belum maksimal serta jaringan internet tidak stabil, sehingga menjadi hambatan untuk bertatap muka langsung dengan siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, saya membuat pengumuman kepada siswa melalui media Whats App, karena Whats App hanya dengan jaringan internet rendah, pesan tersampaikan dengan stabil.
2. Feelings (Perasaan)
Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini adalah takut dan semangat.
a. Perasaan takut yaitu ketika sedang membuat koneksi antar materi dan melakukan aksi nyata, takut tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik, takut sinyal hilang saat mengisi LMS, dan takut ada acara yang bersifat mendadak sehingga tidak dapat mengerjakan tugas tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
b. Perasaan semangat adalah ketika melakukan koneksi antar materi dan aksi nyata. Di dalamnya harus semangat untuk lebih teliti mempelajari kembali modul sebelumnya, serta mengondisikan siswa agar pelaksanaan aksi nyata dapat berjalan dengan optimal.
3.
Findings (Pembelajaran)
Pembelajaran
yang saya dapatkan pada minggu ini adalah:
a. Koneksi Antar Materi - Pembelajaran Berdiferensiasi
- Pengertian pembelajaran
berdiferensiasi Menurut Tomlinson (2000) adalah usaha untuk menyesuaikan proses
pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan individu setiap belajar murid.
-
Strategi
pembelajaran berdiferensiasi (diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi
produk).
-
Penerapan
pembelajaran berdiferensiasi sangat perlu karena kemampuan siswa berbeda-beda
dan beragam dalam hal minat, kesiapan, serta profil belajar siswa.
- Kaitan materi modul sebelumnya
dengan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu dengan kebutuhan murid yang beragam
dapat terpenuhi dengan baik dengan profil pelajar Pancasila dan terwujudnya
cita-cita merdeka.
b.
Aksi
Nyata - Pembelajaran Berdiferensiasi
- Membuat rancangan aksi nyata yang
akan dilakukan
- Membuat rencana pembelajaran
berdiferensiasi menyesuaikannya dengan pemetaan profil murid.
- Melakukan konsultasi dengan Kepala
Sekolah
- Melakukan koordinasi dengan rekan
guru lain
- Melakukan koordinasi dengan pengajar
praktik
- Melakukan aksi nyata dengan siswa
- Membuat dokumentasi kegiatan aksi
nyata
4. Future (Penerapan)
Setelah melakukan pembelajaran hari ini, yang saya lakukan berikutnya
adalah dapat menerapkan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi
kepada murid di sekolah. Membuat RPP dimulai dengan konsultasi dengan Kepala
Sekolah, berbagi pengalaman dengan rekan sejawat, serta menerapkannya dalam
pembelajaran di kelas. Dengan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi dapat
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
individu di mana dalam pembelajaran ini tujuannya untuk mengarahkan siswa
sesuai dengan minat, tingkat kesiapan dan profil belajar yang berbeda-beda.